Home /
Archived For November 2016
Kata
Aku duduk bergurau dengan khayal
Ku ajak khayalku menatap masa depan
Kulihat disekelilingku akan banyak kera
Dan segala macam binatang
Aku hidup di hutan yang kejam
Menikam, menghisap dan membantai
Rumahku menjadi ruang pertama yang membahayakan
Cinta tak lagi berharga
Jiwa-jiwa sudah lenyap pergi
Mencari buah buah yang tersisa
Sebab sudah tidak ada pohon yang tumbuh
Sebab tanahnya terbuat dari beton
Aku melihat diriku
Menatap masa bahagiaku
Duduk di depan beranda dengan segelas kopi
Digubuk kecil milik peresiden
Aku yang sedang menatap masa depan yang suram
Kata
Ingin ku putar waktu, kembali ke masa itu. Masa dimana hanya bahagia yang ku rasa. Masa sebelum ku mengetahui betapa kerasnya dunia ini.
Kata
Aku menjauh, karena aku mengetahui satu kenyataan tentang dirimu. Dan kau menjauh karena "mungkin" kau merasa aku menjauhimu. Dan sekarang, kau sudah bahagia, sedangkan aku tetap tertekan. Butuh dari sekedar berani hanya untuk mengucapkan “hai” padamu. Tapi tak apa. Memang aku yang memilih pergi terlebih dahulu.
Kata
Perjalanan panjang melelahkan, Dinaungi sisa awan habis hujan, Langkah mantap menatap dunia. Tertinggal keringat perjuangan kemarin
Yang bau semerbak kenangan, keluhan, tangisan, cacian, ejekan,
senyum kesombongan, dan kemunafikan. Kulihat kesetiaan
Rangkulan hangat, Ternyata mengiringi
Dari polar yang berbeda, Kembalinya sang waktu, Memuja keindahan perbedaan
Kontras yang mengagumkan, Dari orang-orang majemuk, Yang tawanya lantang
Cobalah nikmati ... Kekalahan ini